hukum bacaan dan penjelasan al muminun 1-11
B. Arab
lalasriningsih
Pertanyaan
hukum bacaan dan penjelasan al muminun 1-11
1 Jawaban
-
1. Jawaban itarohmah
Ayat 1-11: Keberuntungan orang-orang mukmin, sifat-sifat yang menjadikan mereka beruntung dan masuk ke surga yang paling tinggi.
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (٣) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (٤)وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (٥) إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (٦) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (٧) وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (٨) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (٩) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (١٠) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (١١
Terjemah Surat Al Mu’minun Ayat 1-11
1.[1]Sungguh beruntung[2] orang-orang yang beriman[3],
2. (yaitu) orang yang khusyu'[4] dalam shalatnya,
3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna[5],
4. dan orang yang menunaikan zakat[6],
5. dan orang yang memelihara kemaluannya[7],
6. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki[8]; maka sesungguhnya mereka tidak terceIa[9].
7. Tetapi barang siapa mencari di balik itu[10], maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas[11].
8. dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara[12] amanat-amanat[13] dan janjinya[14],
9. serta orang yang memelihara shalatnya[15].
10. Mereka itulah orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus[16]. Mereka kekal di dalamnya[17].
[1] Ayat ini merupakan peninggian dari Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang mukmin, menyebutkan keberuntungan dan kebahagiaan mereka, dan menyebutkan sesuatu yang dapat menyampaikan mereka kepada keberuntungan, sekaligus mendorong manusia agar memiliki sifat-sifat itu. Oleh karena itu, hendaknya seorang hamba menimbang dirinya dengan ayat ini dan setelahnya, di mana dengannya mereka dapat mengetahui sejauh mana keimanan mereka, bertambah atau kurang, banyak atau sedikit.
[2] Yakni berbahagia, sukses dan berhasil mendapatkan apa yang diinginkan.
[3] Kepada Allah dan Rasul-Nya.
[4] Khusyu’ artinya hadirnya hati dan diamnya anggota badan. Khusyu’ merupakan ruhnya shalat, semakin besar kekhusyu’an seseorang, maka semakin besar pahalanya.
[5] Yakni yang tidak ada kebaikan dan faedahnya. Jika perbuatan yang tidak berguna mereka jauhi, maka perbuatan yang haram lebih mereka jauhi lagi. Oleh karena itulah, apabila seseorang mampu mengendalikan anggota badan yang paling ringan digerakkan (lisan), maka sudah tentu dia dapat mengendalikan anggota badan yang lain, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal, “Maukah kamu aku beritahukan penopang semua itu?” Mu’adz berkata, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Jagalah ini.” Yakni lisanmu. Nah, orang-orang mukmin, karena sifat mereka yang terpuji, mereka jaga lisan mereka dari perkataan sia-sia dan hal-hal haram.
[6] Mereka berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah, yaitu dengan berbuat khusyu’ dan berbuat ihsan kepada manusia dengan membayar zakat.